Ini sedikit kisah tentang aku berhijrah dari sesuatu yang jauh dari Rabb menjadi dekat dengan-Nya. Hal yang membuat aku berfikir kalau dunia ini hanyalah senda gurau bagi mereka yang tidak mengkaitkan hatinya pada Sang Pencipta. Dunia yang hanya sementara, dunia yang lebih hina dari sayap seekor nyamuk.
Februari 2014 lalu aku menghadiri sebuah pengajian yang topiknya tentang akhir zaman. Disitu sang penceramah menceritakan bahwa kita saat ini benar-benar hidup di akhir zaman.
Beberapa tanda datangnya kiamat yang sudah bisa kita rasakan salah satunya adalah merbahnya perzinahan, alat musik dan banyaknya orang yang menghalalkan alat musik.
Dari Sahl bin Sa'ad, Rasulullah shallalahu 'alaihi wa salam bersabda : "Diakhir zaman akan ada kaum yang Allah tenggelamkan kedalam bumi, adzab yang berupa hujan batu, dan kaum yang Allah rubah bentuk dan rupa mereka." Kemudian Beliau ditanya : "Kapan hal tersebut terjadi ya Rasulullah?" Beliau menjawab :"Jika alat musik dan biduanita (penyanyi perempuan) sudah muncul". (HR. Ibnu Majah dinilai shahih oleh syaikh Al Albani) Hal ini udah terlihat jelas bukan dengan maraknya nyanyian-nyanyian yang sudah dianggap biasa oleh masyarakat.
Selain itu, tanda kiamat berikutnya adalah mulai mengeringnya danau thabari atau tiberias di daerah israel. Di danau itu, kelak ya'juj & ma'juj akan meminum airnya, Penelitian menunjukkan danau ini di perkirakan kering pada tahun 2022 an.
Di hari kiamat yang sudah semakin dekat nanti, akan muncul sesosok Dajjal, dialah penyebar fitnah akhir zaman. "... Sesungguhnya Dajjal akan keluar dan ia membawa bersamanya air dan api, maka apa yang dilihat manusia sebagai air hakekatnya adalah api yang membakar, dan apa yang dilihat manusia api sebenarnya itu adalah air dingin yang segar, maka barangsiapa di antara kalian mendapatkannya, hendaklah ia memilih apa yang ia melihat sebagai api, karena sesungguhnya itu air segar nan sehat ..." (HR. Bukhari - Muslim).
Barang siapa yang beriman padanya maka dia kafir, dan yang beriman pada Allah sajalah yang sesungguhnya dia beruntung. Sejak saat itu, aku jadi lebih banyak berfikir, apakah aku akan sampai pada masa Dajjal itu keluar? ataukah aku sudah menghadap Rabb yang menciptakanku?
dari kedua pilihan itu, tetaplah saja aku pasti akan menghadap Allah Azza Wa Jalla.
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati.(QS. Al-ankabut :57)
Hanya ada 1 pertanyaan yang terus terbayang, Apakah aku menghadap dalam keadaan yang baik? atau dalam keadaan buruk? Aku mencoba memperhatikan sekitarku, ummi (Semoga Allah merahmatinya) yang sudah menghadapNya, 1 teman SMP, 2 teman SMA dan 1 teman kuliah pun (semoga Allah merahmati mereka semua) yang aku juga tidak menyangka pergi secepat itu. Memang benar, maut datang tidak mengenal umur, kondisi dan harta.
Siapkah aku menghadapinya? Siapkah aku sendirian dalam gelapnya liang lahat? Siapkah aku menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan padaku?
Sahabat, coba kamu pikirkan..
Apakah Allah menciptakan kita hanya untuk senda gurau dengan orang-orang disekitar kita?
Apakah Allah menciptakan kita hanya untuk mencari kesenangan dunia yang sama sekali tidak bermakna?
Sesungguhnya saat kita meninggal nanti, ada 3 hal yang mengantarkan kita dan hanya 1 yang menemani kita. 3 hal tersebut adalah :
1. harta. Dia hanya mengantarkan sampai rumah kita
2. keluarga. Dia hanya mengantarkan sampai pemakaman kita
3. Amalan kebaikan. Dialah teman sejati kita. Dia yang akan menemani kita di alam kubur
Jika memikirkan berapa jumlah amalan kebaikan yang telah aku lakukan, mugkin hanya setetes embun yang jatuh dari daun di pagi hari sementara dosaku bagaikan jumlah tetesan air laut/samudra yang begitu luas. Namun aku tak akan putus asa dari rahmat dan ampunanNya yang seluas langit.
Hidup ini sungguh hanyalah sementara,
Nasehat Malaikat Jibril yang pernah mendatangi nabi Muhammad SAW dan berkata :
" Wahai Muhammad ! Hiduplah kamu (di dunia ini) sehendakmu, tapi ingat bahwa kamu akan mati; cintailah apa yang kamu sukai, tapi ingat bahwa kamu akan meninggalkannya; dan berbuatlah sesukamu, tapi ingat bahwa kamu akan mendapatkan balasan dari apa yang telah kamu perbuat."
MasyaAllah, saat itu benar" merinding kalau ingat bagaimana kondisi ku ketika malaikat mau menjemput. Dan meminta hidayah kepada Dzat Yang Maha Pemberi Hidayah-lah yang dapat di lakukan.
Namun, setelah hidayah kau dapatkan, sanggupkah kau pertahankan? Sanggupkah kau istiqomah di jalanNya?
Memang, tidak mudah berhijrah menuju kebaikan. Saat itu memang bertepatan aku lulus kuliah, sehingga banyak penilaian yang bermacam-macam dari teman-temanku.
Apalah kata mereka aku sama sekali tidak peduli. Aku hanya butuh penilaian yang baik di hadapanNya.
Setiap muslim/muslimah berhak menjadi lebih baik. Karena semua ini, pasti akan ada balasanNya. Semoga kita semua bisa jadi insan yang taat kepadaNya dan senantiasa istiqomah berada dijalanNya.
Aamiin Allahuma Aamiin.
No comments:
Post a Comment